Sabtu, 16 Mei 2015

" LEGENDA NYI WIDURI " lanjutan KE 2

LEGENDA WIDURI 2 "Duh Gusti kawula nyuwun pepadang," sambat KI Pedaringan sambil mengikuti langkah gadis kenyo sing ayu rupane , di sapanya kembali " jenengmu sapa dek," dijawabnya dengan senang hati " namaku widuri kang mas " wahdalah hati Ki Pedaringan runtuh. Hari berubah Minggu, minggu berubah bulan Ki Pedaringan semakin yakin dan mantap, Kenyo sing ayu rupane lan luhur budine itu memang jodohku yang sudah terlalu lama aku tunggu tunggu hingga usiaku yang semakin tua , aku baru ditemukan pasanganku,Semoga Allah memang mempertemukan jodoh dalam beda usia " Dia masih muda belia ,sedangkan aku sudah hampir setengah abad"Ki Pedaringan tersenyum sendiri dalam hati.Kebaikan Ki Pedaringan terhadap tetangga , tidak sedikit orang yang mendukung , dan menyetujui bahkan ada yang menyarankan agar Ki Pedaringan cepat-cepat meminangnya. Pada suatu hari,bisik bisik tetangga," Ki Jangan lama- lama loh, nanti keburu digondol orang( dipinang orang )", sangkin banyaknya dukungan dan anjuran dan saran ,Ki Pedaringan Mantap,tak gentar , apa pun yang terjadi itu adalah resiko,maju tak gentar semangan nya meluap bagaikan sungai di musim penghujan ,bagaikan air bah yang turun dari kaki gunung. Hari yang sangat berbahgia , pinangan dan perkawinan Ki Pedaringan dengan Nyi Widuri terlaksanalah sudah,hari-hari sunyi dan tanpa kepastian berakhirlah.Nyi Widuri sah menjadi pendaping hidup yang setia Ki Pedaringan. Bulan berganti tahun kehidupan dua sejoli terlihat sangat bahagia, secara meteri Ki Pedaringan telah memberikan kebahagiaan lebih dari cukup,dan secara batin pun sudah tercukupi seperti layaknya keluarga pada umumnya.Pada suatu hari, "Ki Sudah berapa tahun kita berkeluarga, tapi.."nyi Widuri berhenti tak meneruskan kata-katanya.KI Pedaringan sudah memahami arah pembicaraan istrinya." Iya , nyi kita sudah berusaha , terus kita harus bagaimana lagi,kalau gusti belum memberikan kita anak ,ya kita harus sabar dan tawakal , to dik" jawab Ki Pedaringan dengan sabar dan bijaksana." Iya , memang benar Ki.kita harus sabar dan tawakal." Ki Pedaringan merasa prihatin dengan keinginan istrinya yang selalu mendambakan lahirnya seorang anak sebagai penerus keluarga, seakan kebahagian yang sekarang di dapat belum sempurna tanpa kedatangan seorang anak buah hati sebuah keluarga. keprihatinan Ki Pedaringan juga di rasakan semua kawula alit ( rakyat jelata),Gonjang -ganjing Pemerintah Kerajaan Mataram, membuat rakyat miskin semakin miskin dan menderita, ontran -ontran ada di mana-mana, pembrontakan -pembrontakan terjadi di daerah kecil yang jauh dari pusat kerajaan, orang mbalelo menentang kebijakan pemerintahan kerajaan sering terjadi. Tak luput daerah pesisir pantai jawa menjadi tempat pelarian para pembrontak, penumpasan terjadi dan peperangan kecil tak terelakan. Dalam pertempuran yang terjadi tak jauh dari desa dimana nyi Widuri dan Ki Pedaringan tinggal ,terjadi perang dasyat yang banyak membawa korban. Malam itu, geger telah usai . Ketokan pintu berulang berbunyi, Tok..tok...tok," Tolong Ki,Tolong Ki" suara itu jelas dari luar sumbernya.Nyi widuri langsung membangunkan Ki Pedaringan " Kii. Ki ada orang minta tolong di luar".jelas nyi Widuri kepada suaminya Ki Pedaringan.TUNGGU LANJUTANNYA SABAR OM